Misalkan:
11000000.10101000.00001010.00000001
192 . 168 . 10 . 1
11000000.10101000.00001010.00000001
192 . 168 . 10 . 1
Sebelum menggunakan alamat IP, pertama-tama yang perlu kita ketahui
adalah cara mengubah angka biner ke desimal dan sebaliknya.Cara yang
termudah adalah dengan memperhatikan langkah-langkah di bawah ini.
Setiap angka biner 1 bergantung pada posisinya didalam kelempok binernya
,memiliki nilai desimal tertentu seperti pada rangkaian di bawah ini.
Biner 1 1 1 1 1 1 1 1
Desimal 128 64 32 16 8 4 2 1
Desimal 128 64 32 16 8 4 2 1
Angka biner 0 tentu memiliki nilai desimal 0 juga. Dengan menjumlahkan
nilai-nilai desimal yang berkaitan maka kita dapat menghitung angka
desimal dari satu kelompok angka biner. Contoh:
Angka biner:11001011
1 1 0 0 1 0 1 1 Desimal
128 64 0 0 8 0 2 1 203
128+64+0+0+8+0+2+1=203
1 1 0 0 1 0 1 1 Desimal
128 64 0 0 8 0 2 1 203
128+64+0+0+8+0+2+1=203
Cara menghitung nilai biner dari angka desimal yang diketahui adalah
dengan metode membagi angka desimal dengan angka 2,sambil memperhatikan
hasil sisa pembagian.contoh :
Desimal = 203
203 : 2 = 101 sisa 1
101 : 2 = 50 sisa 1
50 : 2 = 25 sisa 0
20 : 2 = 12 sisa 1
12 : 2 = 6 sisa 0
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
1 diketahui di posisi akhir 1
Dari pembagian diatas, angka biner adalah angka sisa yang dibaca dari bawah keatas yaitu 11001011.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya,Alamat IP terdiri dari atas 32 bit angka biner,yang ditulis dalam 4 kelompok,terdiri atas 8 bit (oktet) dengan di pisah oleh tanda titik.
Contohnya seperti dibawah ini :
11000000.00010000.00001010.0000001
Atau dapat juga ditulis dalam bentuk 4 kelompok angka desimal (0-255) seperti contoh berikut :
192.16.10.1
Yang secara simbolik dapat dituliskan sebagai 4 kelompok angka sebagai berikut :
w.x.y.z
Alamat IP terdiri atas dua bagian yaitu Network ID dan Host ID, dimana Network ID alamat dari jaringan, sedangkan Host ID menentukan alamat dari peralatan jaringan.
Dalam contoh dibawah ini , alamat jaringan ( Network ID ) yang sering juga disebut juga Network address adalah 192.16.10.0 , sedangkan alamat IP dari masing-masing server dan workstation adalah 192.16.10.1 , 192.16.10.2, 192.16.10.3 dan 192.16.10.4.
Beberapa jumlah kelompok angka yang termasuk Network ID dan berapa termasuk host ID , tergantung pada kelas dari alamat IP yang dipakai . kelas IP dibagi menjadi tiga kelas seperti dalam tabel berikut ini:
Kelas Network ID Host ID Defaut subnet mask :
Kelas Range Jumlah Network Maksimum Jumlah host maksimum :
Kelas Mulai Sampai Subnet mask
203 : 2 = 101 sisa 1
101 : 2 = 50 sisa 1
50 : 2 = 25 sisa 0
20 : 2 = 12 sisa 1
12 : 2 = 6 sisa 0
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
1 diketahui di posisi akhir 1
Dari pembagian diatas, angka biner adalah angka sisa yang dibaca dari bawah keatas yaitu 11001011.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya,Alamat IP terdiri dari atas 32 bit angka biner,yang ditulis dalam 4 kelompok,terdiri atas 8 bit (oktet) dengan di pisah oleh tanda titik.
Contohnya seperti dibawah ini :
11000000.00010000.00001010.0000001
Atau dapat juga ditulis dalam bentuk 4 kelompok angka desimal (0-255) seperti contoh berikut :
192.16.10.1
Yang secara simbolik dapat dituliskan sebagai 4 kelompok angka sebagai berikut :
w.x.y.z
Alamat IP terdiri atas dua bagian yaitu Network ID dan Host ID, dimana Network ID alamat dari jaringan, sedangkan Host ID menentukan alamat dari peralatan jaringan.
Dalam contoh dibawah ini , alamat jaringan ( Network ID ) yang sering juga disebut juga Network address adalah 192.16.10.0 , sedangkan alamat IP dari masing-masing server dan workstation adalah 192.16.10.1 , 192.16.10.2, 192.16.10.3 dan 192.16.10.4.
Beberapa jumlah kelompok angka yang termasuk Network ID dan berapa termasuk host ID , tergantung pada kelas dari alamat IP yang dipakai . kelas IP dibagi menjadi tiga kelas seperti dalam tabel berikut ini:
Kelas Network ID Host ID Defaut subnet mask :
- w. x.y.z 255.0.0.0
- w.x y.z 255.255.0.0
- w.x.y Z 255.255.255.0
- Oktet pertama dari kelas A harus dimulai dengan angka biner 0.
- Oktet pertama dari kelas B harus dimulai dengan angka biner 10
- Oktet pertama dari kelas C harus dimulai dengan angka biner 110
Kelas Range Jumlah Network Maksimum Jumlah host maksimum :
- 1-126 127 16777214
- 128-191 16384 65534
- 92-223 2097152 254
- Angka 127 di oktet pertama digunakan untuk loopback
- Network ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1
- Host ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1
Kelas Mulai Sampai Subnet mask
- 1.0.0.1 126.255.255.255 255.0.0.0
- 128.1.1.0 191.255.255.255 255.255.0.0
- 192.0.0.1 223.255.255.255 255.255.255.0
Selain kelas A,B dan C yang seringkali dipakai, sebenarnya masih ada
lagi kelas D dan E yang jarang dipakai. Kelas D digunakan untuk alamat
multicast, dimana oktet pertama dimulai dengan biner 1110. Sedangkan
kelas E dipersiapkan untuk secara ekseperimentasi, dimana oktet pertama
dimulai dengan biner 1111.
2.4. Alamat IP Privete
IANA (Internet Assigned Number Authority ) telah menentukan tiga blok alamat IP privete, yang dapat kita lihat pada tabel berikut :
Kelas Mulai Sampai Subnet mask
Untuk menggunakan alamat IP private ini kita tidak perlu berkoordinasi dengan IANA atau dengan sebuah internet registry. Sumber 2.5. Broadcasting
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bit-bit dari Network ID dan Host ID tidak boleh semuanya berupa angka biner 0 dan 1. Apabila semua Network ID dan Host ID semuanya berupa angka biner 1, yang dapat ditulis sebagai 255.255.255.255, maka alamat ini disebut dengan flooded broadcast.
Jika host ID berupa angka biner 0, alamat IP ini menyatakan alamat Network dari jaringan yang bersangkutan, jika host ID semuanya berupa angka biner 1, maka alamat IP ini ditujukan bagi semua host didalam jaringan yang bersangkutan yang di pergunakan untuk mengirim pesan (broadcast) kepada semua host yang berada di dalam jaringan local contoh :
Alamat IP : 192.168.0.1
Subnetmask : 255.255.255.0
Dapat ditulis : 192.168.0/24
2.6. Subnetting
Subnetting adalah pembagian suatu kelompok alamat IP menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi.tujuan dalam melakukan Subnetting ini adalah :
1. Membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
2. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam suatu jariangan atau tidak.
3. Keteraturan
3.1.Kelas A subnet :
11111111.00000000.00000000.00000000 (255.0.0.0)
3.2.Kelas B subnet :
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0)
3.3.Kelas C subnet :
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0)
Misal suatu jaringan dengan IP jaringan 192.168.10.0 ingin membagi menjadi 5 jaringan kecil (masing-masing 48 host) yang artinya harus dilakukan proses subnetting dalam jaringan tersebut langkah pertama yang harus kita lakukan adalah membagi IP jaringan tersebut (192.168.10.0 <- 255="255" 48="48" :=":" adalah="adalah" bahwa="bahwa" berikut="berikut" blok-blok="blok-blok" blok="blok" br="br" c="c" dari="dari" host.="host." ip="ip" kelas="kelas" ketahui="ketahui" kita="kita" maka="maka" masing-masing="masing-masing" mempunyai="mempunyai" menjadi="menjadi" minimal="minimal" perhitungannya="perhitungannya" sebagi="sebagi" seperti="seperti" telah="telah" terdiri="terdiri" tiap-tiap="tiap-tiap" yang="yang"> 255/5 = 51
masing-masing subnet mempunyai 49 alamat IP (masing-masing diambil 2 untuk IP broadcast dan IP network).
Berikut adalah pengelompokan dari jaringan-jaringan tersebut :->
Untuk pembagian 51 host :
51 = 00110011 (biner). Nilai 8 bit tertinggi dari subnetting kelas C adalah : 255 = 11111111 00110011
------------(negasi)
11001100 (8 bit terakhir dari subnet kelas C) = 204
maka IP subnetmask nya : 255.225.255.204
(Sumber : Denbayan)
IANA (Internet Assigned Number Authority ) telah menentukan tiga blok alamat IP privete, yang dapat kita lihat pada tabel berikut :
Kelas Mulai Sampai Subnet mask
- 1.0.0.0 126.255.255.255 10/8 Prefix
- 172.16.0.0 172.31.255.255 172.16/12 Prefix
- 192.168.0.0 192.168.255.255 192.168/16 Prefix
Untuk menggunakan alamat IP private ini kita tidak perlu berkoordinasi dengan IANA atau dengan sebuah internet registry. Sumber 2.5. Broadcasting
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bit-bit dari Network ID dan Host ID tidak boleh semuanya berupa angka biner 0 dan 1. Apabila semua Network ID dan Host ID semuanya berupa angka biner 1, yang dapat ditulis sebagai 255.255.255.255, maka alamat ini disebut dengan flooded broadcast.
Jika host ID berupa angka biner 0, alamat IP ini menyatakan alamat Network dari jaringan yang bersangkutan, jika host ID semuanya berupa angka biner 1, maka alamat IP ini ditujukan bagi semua host didalam jaringan yang bersangkutan yang di pergunakan untuk mengirim pesan (broadcast) kepada semua host yang berada di dalam jaringan local contoh :
Alamat IP : 192.168.0.1
Subnetmask : 255.255.255.0
Dapat ditulis : 192.168.0/24
2.6. Subnetting
Subnetting adalah pembagian suatu kelompok alamat IP menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi.tujuan dalam melakukan Subnetting ini adalah :
1. Membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
2. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam suatu jariangan atau tidak.
3. Keteraturan
3.1.Kelas A subnet :
11111111.00000000.00000000.00000000 (255.0.0.0)
3.2.Kelas B subnet :
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0)
3.3.Kelas C subnet :
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0)
Misal suatu jaringan dengan IP jaringan 192.168.10.0 ingin membagi menjadi 5 jaringan kecil (masing-masing 48 host) yang artinya harus dilakukan proses subnetting dalam jaringan tersebut langkah pertama yang harus kita lakukan adalah membagi IP jaringan tersebut (192.168.10.0 <- 255="255" 48="48" :=":" adalah="adalah" bahwa="bahwa" berikut="berikut" blok-blok="blok-blok" blok="blok" br="br" c="c" dari="dari" host.="host." ip="ip" kelas="kelas" ketahui="ketahui" kita="kita" maka="maka" masing-masing="masing-masing" mempunyai="mempunyai" menjadi="menjadi" minimal="minimal" perhitungannya="perhitungannya" sebagi="sebagi" seperti="seperti" telah="telah" terdiri="terdiri" tiap-tiap="tiap-tiap" yang="yang"> 255/5 = 51
masing-masing subnet mempunyai 49 alamat IP (masing-masing diambil 2 untuk IP broadcast dan IP network).
Berikut adalah pengelompokan dari jaringan-jaringan tersebut :->
- 192.168.10.0 – 192.168.10.50 digunakan oleh jaringan 1
- 192.168.10.51 – 192.168.10.101 digunakan oleh jaringan 2
- 192.168.10.102 – 192.168.10.152 digunakan oleh jaringan 3
- 192.168.10.153 – 192.168.10.203 digunakan oleh jaringan 4
- 192.168.10.204 – 192.168.10.224 digunakan oleh jaringan 5
Untuk pembagian 51 host :
51 = 00110011 (biner). Nilai 8 bit tertinggi dari subnetting kelas C adalah : 255 = 11111111 00110011
------------(negasi)
11001100 (8 bit terakhir dari subnet kelas C) = 204
maka IP subnetmask nya : 255.225.255.204
(Sumber : Denbayan)